Trisyanti, Lucia Ina and Setio, Stefanus Prabani (2024) Kemampuan Mitigasi Kesehatan Omah Tradisional LimasapWong Kalang Desa Kalang, Desa Lumansari, KecamatanGemuh, Kabupaten Kendal – Jawa Tengah. Jurnal Arsitektur Pendapa, 7 (1). pp. 82-89. ISSN Print:1858-0335 | E: 2715-5560
![]() |
Text
2024_JP_Mitigasi Omah Limasap Wong Kalang_jurnal.pdf Download (745kB) |
![]() |
Text
2024_JP_Mitigasi Omah Limasap Wong Kalang_korespondensi.pdf Restricted to Registered users only Download (635kB) |
![]() |
Text
2024_JP_Mitigasi Omah Limasap Wong Kalang_similarity.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
Anomali iklim El nino yang terjadi di Indonesia berdampak pada meningkatnya suhu lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Peningkatan suhu lingkungan tersebut juga dirasakan oleh penduduk baik di perdesaan maupun perkotaan. Suhu lingkungan yang tinggi berdampak pada suhu ruang dalam hunian, baik hunian modern maupun hunian tradisional. Penelitian yang dilakukan pada permukiman tradisional yang berlokasi di di peri-peri kota Semarang berada di Kabupaten Kendal – Jawa Tengah. Desa Kalang wong Kalang yang masih tinggal di omah tradisional Limasap, dengan kondisi seperti seperti zaman leluhur dahulu. Desa tersebut merupakan warisan leluhur Kalang. Omah Limasap merupakan omah tradisional Kalang yang memiliki makna filosofis bagi kehidupan wong Kalang. Pada zaman modern saat ini, masih ada kelompok masyarakat tradisional. Mereka dikenal sebagai wong Kalang yang masih mempertahankan tradisi Kalang. Penelitian ini secara khusus mengamati kondisi omah Limasap wong Kalang pada perubahan Iklim Elnino. Suhu lingkungan mencapai 38ºC. Omah Limasap masih menggunakan dinding Blabak (papan kayu), Ghedek (anyaman bambu) sebagai penutup lantai tanah dan pembukaan (jendela dan pintu) yang mengikuti ukuran tradisional, serta ruang andangan (ruang dalam omah Limasap) yang tidak ada plafond. Dengan suhu luar lingkungan yang mencapai 38ºC, namun suhu ruang dalam omah limasap masih rata-rata 36,5ºC. Suhu tersebut masih dirasa tinggi karena penghuni merasakan ruang menjadi gerah dan kering, dengan kelembaban udara 33%. Pada keadaan tersebut, terjadi sepanjang Agustus hingga puncaknya pada bulan Oktober. Dengan kondisi demikian, berdampak pada kesehatan penghuni yang mulai merasakan Insfeksi Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini merupakan dampak dari tanah yang beterbangan didalam rumah dan dihirup oleh penghuni. Pada pertengahan bulan November, hujan sudah mulai turun dan meningkatnya kelembaban udara hingga bulan Desember mencapai 80%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa omah Limasap yang masih menggunakan lantai tanah atau menggunakan ghedek, tidak mampu mitigasi ISPA pada musim kemarau. Sehingga diperlukan sosialisasi terhadap penggunaan penutup lantai yang keras dan tidak berdebu.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wong Kalang, Omah Limasap, Mitigasi Kesehatan |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Teknik > Prodi Arsitektur |
Depositing User: | Lucia Ina Trisjanti |
Date Deposited: | 17 Mar 2025 09:57 |
Last Modified: | 17 Mar 2025 09:57 |
URI: | http://repositori.ukdc.ac.id/id/eprint/2305 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |